Sindrom Nefrotik biasanya disebabkan oleh kerusakan
pada pembuluh darah kecil (glomeruli) di dalam ginjal yang menyaring
kotoran dan kelebihan air dalam darah. Glomeruli yang sehat menjaga
protein dalam darah (terutama albumin) yang dibutuhkan untuk memelihara
jumlah cairan yang tepat dalam tubuh (dari penyerapan hingga
pengeluaran) melalui urin. Jika rusak, glomeruli membiarkan jumlah
protein dalam darah keluar dari tubuh melalui urin.
Gejala yang ditimbulkan jika seseorang menderita Sindrom Nefrotik yaitu :
- Pembengkakan (edema), terutama bengkak di ke dua kelopak mata, perut, tungkai bawah, atau seluruh tubuh dan dapat disertai jumlah urin yang berkurang.
- Air seni (urin) yang berbusa yang disebabkan oleh berlebihnya kadar protein dalam urin. Keluhan lainnya dapat pula ditemukan seperti urin berwarna kemerahan (hematuria).
- Kenaikan berat badan yang disebabkan oleh penumpukan cairan di dalam tubuh.
Bagaimanakah Dokter dapat mengetahui seseorang menderita Sindrom Nefrotik?
- Dokter akan bertanya apakah terdapat gejala-gejala Sindrom Nefrotik dan memeriksa fisik anak apakah ditemukan tanda-tanda Sindrom Nefrotik.
- Dokter akan melakukan pemeriksaan laboratorium yang meliputi pemeriksaan darah dan urin.
- Mungkin dokter akan melakukan biopsi ginjal.
- Dokter juga mungkin akan mendeteksi adanya faktor-faktor lainnya yang dapat meningkatkan risiko terkena Sindrom Nefrotik.
Perawatan pada Sindrom Nefrotik mencakup perawatan
semua kondisi medis dasar yang mungkin menyebabkan timbulnya Sindrom
Nefrotik. Pengobatan yang diberikan tergantung pada usia (dewasa atau
anak-anak), dan penyakit yang menyebabkan timbulnya Sindrom Nefrotik.
Bila diagnosis sindrom nefrotik telah ditegaskan, sebaiknya janganlah
tergesa-gesa memulai terapi kortikosteroid, karena remisi* spontan dapat terjadi pada 5-10% kasus. Steroid dimulai apabila gejala menetap atau memburuk dalam waktu 10-14 hari.
Obat-obatan yang digunakan mencakup:
- Pil untuk mengeluarkan cairan dari tubuh (diuretics) seperti furosemide atau spironolactone yang bertujuan untuk meningkatkan pengeluaran cairan pada ginjal.
- Obat anti hipertensi, bila terdapat hipertensi, yang berfungsi untuk menurunkan tekanan darah dan juga mengurangi jumlah protein yang dikeluarkan dalam air seni (urin).
- Obat-obat untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Pola Makan (diet)
Selain obat-obatan, perubahan pada pola makan (diet) dapat membantu penderita Sindrom Nefrotik.
Pola makan yang disarankan adalah sebagai berikut:
- Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung protein, seperti: ikan, ayam, daging sapi dan telur.
- Mengkonsumsi makanan diet rendah garam untuk membantu mengurangi pembengkakan (edema).
- Mengurangi jumlah lemak dan kolesterol dalam diet untuk mengatur level kolesterol dalam darah.
*remisi adalah kondisi dimana kadar protein dalam air seni (urin) negatif selama 3 hari berturut-turut dalam 1 minggu.
rebloged from here
No comments:
Post a Comment