Tuesday

Darinya, Untukku

Ingin tersenyum pada pagi yang memberi kepastian,
Melanjutkan aktivitas diatas optimisme-optimisme baru,
Membungkam kebaikan-kebaikan bukan sekedar kata,
Menutup duka dengan senyum-senyum ikhlas...
Melanjutkan hidup dengan indahnya hari...
Continue reading........

Why Me??

Cerita ini berdasarkan kisah nyata paman dari Indra Noveldy, seorang konsultan pernikahan

Tak terbayang perasaan paman saya yang sedang mengalami cobaan yang berat ini. Belum satu tahun yg lalu menguburkan istri tercinta, sekarang mendapat cobaan lagi. Kemarin beliau harus menyaksikan pemakaman putranya yang berusia 32 tahun. Sang anak baru 2 hari yang lalu pulang dari Perancis, baru lulus sertifikasi pilot airbus. Lulus dgn predikat TERBAIK.  Baik anak maupun sang ayah sama-sama sedang senang-senangnya bertemu kembali, mendapat kabar kelulusan tersebut, senang bertemu keluarga.  Putra yang diharapkan dapat menjadi penghibur sang ayah setelah wafatnya istri tercinta. Kemarin saat hendak membangunkan anaknya untuk shalat subuh, tapi tidak ada suara jawaban dr sang anak. Penuh rasa cemas, sang ayah mengintip dari jendela kamar. Sang putra tercinta terbujur kaku di tempat tidurnya. Tak terbayang apa yg dirasakan sang ayah.  Kemarin saat takziah, tak kuat melihat adegan saat sang ayah hendak menutup kain kafan sang anak. "Nak... Ayah sayang kamu naaaakkk...." Sang ayah menangis, gemetar badannya, tak sanggup menutup kafannya. Tak terbayang apa yg dirasakan sang ayah... Tak terbayang pedihnya. Malam ini saat takziah hari ke-2, om saya berkata: "Indra, doakan om yaaa... Hancur rasanya hati om ini. Om rasanya belum rela... Om gak siap... Om belum bisa melepas.. Hari ini om 2 kali ke makam". 

Ya Allah, berikan kekuatan kepada keluarga yang ditinggalkan untuk menghadapi musibah ini. Kadang kita tidak mampu mencari tahu alasan di balik sebuah peristiwa. Kadang yang perlu kita ingat hanyalah... Allah punya kuasa, Allah berkehendak. Dan ingat selalu dengan janji Allah bahwa tidak akan manusia diuji diluar kemampuannya. Mudah bagi kita yang tidak mengalami untuk mengatakan 'Sabar'. Tapi tak terbayang sulitnya bagi yang mengalami langsung. Pertanyaan why me mungkin tidak akan pernah kita dptkan jawabannya. Yuk kita yang masih diberi nikmat masih punya orang tua, masih punya anak, kita berikan yang terbaik. Kita curahkan rasa kasih kita, rasa sayang kita kepada orang yang kita cintai. Sehingga saat ajal menjemput, kita tidak menyesal karena belum puas mencurahkan rasa sayang kita. 

Dibalik segala cobaan, Allah menyiapkan sesuatu yang baik buat kita semua..
Continue reading........

Sunday

Bunga Edelweis Untukku

Bunga Edelweis yang biasa dikenal dengan bunga abadi adalah bunga yang cantik dan menarik. Mitosnya, barang siapa yang memberikan bunga ini kepada pasangannya, maka cinta mereka akan abadi. Makanya tidak jarang bunga Edelweis biasa diberikan kepada pasangan sebagai simbol cinta abadi. Bunga Edelweis bisa dijadikan bunga hiasan didalam rumah. Bentuknya semakin lama akan semakin cantik. 

Bunga Edelweis juga sering disimpan didalam dompet seseorang sebagai kenang-kenangan atau sebagai bukti telah naik ke suatu gunung. Sama seperti salah seorang sepupuku yang aktif di kegiatan Mapala di kampusnya, namanya Audi *bukan Audy penyanyi yah, hehe*. Audi ini sering sekali naik gunung, entah sudah berapa kali dan sudah berapa gunung di Indonesia ini yang sudah dia daki. Di salah satu kesempatan ketika dia mudik bertepatan dengan dia pulang dari mendaki gunung, seperti biasanya dia menginap beberapa hari di rumah nenek saya sebelum pulang kerumahnya. Waktu itu saya masih SMP kelas 1. Saya sendiri tidak terlalu dekat dengan dia, mungkin karena agak takut sama dia, karena dulu dia berambut gondrong dan menurut saya waktu itu orang yang berambut gondrong itu menyeramkan, tapi karena melihat nenek saya begitu akrab dengan dia, jadi saya pun mencoba mengakrabkan diri dengan dia. 
Beberapa jam setelah dia datang itu dia memanggil saya ingin menunjukkan sesuatu. Dia memperlihatkan bunga Edelweis yang sudah kering yang disimpan di dompetnya pada saya. Bunga Edelweis yang dia perlihatkan itu cantik, meskipun bunganya sudah kering. Lalu saya dengan polosnya bilang ke dia "kakak, mau dong bunga yang seperti itu, kalau bisa jangan yang layu, nanti saya tanam di depan rumah biar bunganya banyak". Lalu dia hanya tersenyum sambil menjawab "nanti ya dek kalau kebetulan saya naik gunung, kalau ada bunga seperti ini, dan waktunya berdekatan dengan rencana mudik, akan saya bawakan untuk kamu ". Dan benar saja, beberapa bulan setelah itu dia membawakan saya seikat bunga Edelweis. Dia tersenyum dan bilang "ini bunga Edelweis yang masih segar, bunganya di simpan baik-baik ya, ini tidak bisa ditanam, jadi taruh d'dalam gelas kecil saja lalu simpan di meja belajar kamu". Dengan ucapan terima kasih dan perasaan senang saya menerima bunga itu. Warnanya ungu. Cantik sekali. Selang beberapa bulan kemudian ketika dia mudik lagi dia membawakan saya lagi bunga Edelweis, kali ini warnanya putih. Sama cantiknya seperti yang pernah dia bawakan sebelumnya. Sejak saat itu saya selalu menunggu kapan dibawakan bunga Edelweis lagi. Mudah-mudahan suatu saat nanti sepupu saya itu atau siapapun orangnya akan datang dengan membawakan saya bunga Edelweis :)




aslinya sih pas ngobrol sm sepupuQ itu qt pke bahasa daerah, cuma biar enak d'baca ajah jadi d'translate ke bahasa Indonesia, hihihihhihihihhi :D :p

Continue reading........

Tuesday

Sayyidul Istighfar (Penghulu Istighfar)

 

Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Penghulu Istighfar ialah kamu berkata: “Allahumma anta rabbi laa ilaha illa anta kholaqtani  wa ana ‘abduka wa ana ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mastatho’tu a’udzubika min syarri ma shona’tu abu-u laka bini’matika ‘alaiyya wa abu-u bidzanbi faghfirli fa innahu laa yaghfirudz-dzunuuba illa anta (Ya Allah, Engkau adalah Rabbku. Tiada ilaha selain Engkau. Engkau telah menciptakan aku, dan aku adalah hambaMu dan aku selalu berusaha menepati ikrar dan janjiku kepadaMu dengan segenap kekuatan yang aku miliki. Aku berlindung kepadaMu dari keburukan perbuatanku. Aku mengakui betapa besar nikmat-nikmatMu yang tercurah kepadaku; dan aku tahu dan sadar betapa banyak dosa yang telah aku lakukan. Karenanya, ampunilah aku. Tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau).”  Barangsiapa yang membaca doa ini di sore hari dan dia betul-betul meyakini ucapannya, lalu dia meninggal dunia pada malam harinya, maka dia termasuk penghuni surga. Barangsiapa yang membaca doa ini di pagi hari dan dia betul-betul meyakini ucapannya, lalu dia meninggal dunia pada siang harinya, maka dia termasuk penghuni surga.” (HR Bukhary 5831)  -from here-

Continue reading........